AKU SENDIRI TANPA ANAK KU
Asalammualaikum wr.br.
Aku tak pernah merasa lelah akupun tak pernah merasa mengeluh terhadap apa yang telah anak ku lakuin terhadap ku, dulu aku selalu berharap anakku itu sukses karena tugas ku sebagai ibu bukan hanya merawat,menjaga,menyanyangi,saja tapi tugas ku memberi bekal dengan semampu ku membiayai nya hingga pendidikan tinggi tapi semua itu yang sudah aku lakuin hanya lah impian ku saat aku masih sehat kuat mencari biaya untuk mereka, ya allah apa dan dimana kesalahan aku sehingga aku tak mampu membuat anak2 ku menjadi seorang anak yang bias dihargai oleh semua orang. Kenapa aku harus gagal padahal aku ingin melihat mereka sukses dengan apa yang telah aku perjuang kan selama ini, dulu aku ingin melihat anak laki-laki ku berlayar hingga negeri cina dengan cara aku mendaftarkan nya ke sekolah pelayaran ternama, tetapi dia menghianati ku dia tak pernah melihat betapa aku cape nya mencari biaya untuknya, akupun mengerti dan akupun masih sayang terhadapnya. Lalu aku daftarkan ke SMA SWASTA yang cukup ternama juga di seluruh Indonesia, rencanaku setelah lulus sekolah aku ingin melihat anakku memakai seragam berpangkat warna coklat tetapi lagi-lagi akupun selalu di kecewa kan nya dia rela meninggal kan ku hanya karena perempuan yang bekerja di dunia malam. Saat itu aku sakit aku kecewa aku sedih tapi aku tetap menyayangi nya dan menerimanya bahwa dia itu tetap anakku dan aku rasa aku masih mempunyai harapan sebelum aku di panggil allah aku masih mempunyai kesempatan untuk melihat anakku sukses 2 tahun silam dan dia pun baru pulang akupun tetap berharap aku selalu tawarkan dia untuk kuliah karena aku ingin melihat anak ku yang aku rawat yang aku jaga sukses di masa yang akan datang tapi akir nya pun aku tetap di kecewa kan dia tak lagi melihat ku dia lebih memilih perempuan lain lagi dan yang buat aku makin terluka dia tetap memilih perempuan pekerja malam yg berbeda aku malu,aku malu sebagai ibu aku di anggap gagal tapi aku selalu kuat walaupun saat ini aku hanya bias terbaring di tempat tidur merasakan sakit yang luar biasa tanpa di damping anak-anak ku yang aku sayang. Apa yang membuat mu sehingga kamu tega seperti itu terhadap ibumu sendiri dan selain itu kamu ga jauh beda dengan kaka kamu. Ya (kaka perempuannya). Dia perempuan satu-satunya yang aku bangga kan tetapi dia pun telah mengecewakan ku bahkan sudah terlalu sering dia mengecewakan ku tetapi aku tetap menyayanginya dia lulusan pesantren modern yang ternama juga di daerah indramayu, rencana ku setelah dia lulus pesantren aku berniat untuk mendaftarkannya di universitas kebidanan. Aku pun sudah menyuruh nya dia mengambil formulir walpun mahal, insaallah aku niat mengeluarkan semua keringat ku untuk biaya mereka tetapi itu sama hanyalah impian ku. Sehingga saat ini aku terbaring di tempat tidur dia pun tidak menemani ku padahal aku tahu dia ada di sini tetapi kenapa dia tega melakukan itu terhadap aku. Ya aku ibu mu sendiri kamu lebih memilih orang tua suami mu sendiri dari pada aku ibumu yang telah merawatmu dari kecil hingga saat ini. ingat kah kamu dulu sewaktu kamu kecil aku tulus merawat mu dan sekarang akupun sama ingin dirawat olehmu sama seperti hal nya dulu aku merawat mu nak. Tapi tak apa aku tetap bersabar mungkin suatu saat jika kelak aku sudah tidak ada di bumi ini kalian akan mengerti apa yang aku mau. Semoga kelak nanti kalian biasa sukses dengan sendirinya yah nak aku tak butuh apa-apa karena yang aku butuh hanyalah melihat anak-anak ku sukses di saat aku sudah tiada.. inget nak kalian tidak akan selamanya sehat tidak selamanya kuat dan tidak selamanya sendiri kalian pasti merasakan jadi seorang ibu yang ingi berjuang mati-matian demi melihat sang buah hatinya menjadi orang yang sukses kelak nanti dan semoga kalian tidak pernah merasakan nya terbaring sendirian di tempat tidur dan merasakan sakitnya yang luar biasa tanpa di damping anak-anak kalian karena itu pasti merasakan sakit dan sakit nya bukan hanya fisik tetapi hati serasa di tusuk oleh sebuah jarum walaupun kecil tetapi itu bias menimbulkan sakitnya yang luar biasa, aku Cuma berfikir entah sampai kapan aku mampu bertahan terbaring di sini sendiri entah aku masih ada atau aku sudah tiada……..
(Ya itu hanya sebuah ungkapan keluhan saya terhadap anak-anak nya ini fakta ada dan akupun merasakan betapa sakitnya aku melihat keadaan nya saat ini ).
Sekian dan terima kasih … semoga kalian bias menyimpulkan cerita ini.
Tangerang, 03 Mei 2016
Penulis
D T D